Diberitakansebelumnya, bencana tanah longsor melanda Desa Kutabima, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Kamis (31/3/2022) malam. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu namun 71 rumah yang ditinggali 75 kepala keluarga (KK) atau sekitar 213 jiwa terdampak. Sebanyak 121 jiwa dilaporkan mengungsi ke tempat yang lebih aman. (*)
- Tanah longsor adalah salah satu jenis bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia selain gempa bumi, banjir, kekeringan, dan angin Nasional Penanggulangan Bencana BNPB mendefinisikan tanah longsor sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, yang menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun merujuk sumber lain, pengertian tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, ataupun campuran material-material tersebut, yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses Terjadinya Tanah Longsor Lantas, bagaimana proses terjadinya tanah longsor? Peristiwa tanah longsor dapat terjadi apabila air yang meresap ke dalam tanah menyebabkan bobot tanah bertambah, kemudian menembus sampai ke bidang gelincir, hingga menyebabkannya bergerak keluar lereng. Apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan maka terjadilah longsor. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan, demikian dikutip dari laman BPBD tanah longsor sering muncul di musim hujan, setelah musim kering yang menyebabkan permukaan tanah retak dan berpori. Saat tanah retak, maka air hujan makin mudah meresap ke bagian dalam tanah, membuat kandungan air dalam tanah menjadi jenuh. Air yang terakumulasi di dasar lereng memicu gerakan lateral, sehingga mudah bergerak menuruni lereng. Namun, jika ada banyak pohon maka tanah tidak mudah bergerak longsor. Maka itu, penghijauan di daerah perbukitan, pegunungan dan sekitar lereng penting dilakukan. Jenis-Jenis Tanah Longsor & Ciri-Ciri Area Rawan Longsor Agar dapat lebih waspada terhadap jatuhnya korban baik jiwa maupun harta, maka ada baiknya kita mengenali ciri-ciri daerah yang rentan mengalami tanah longsor. Selain itu, untuk mengenali kerawanan bencana ini, jenis-jenis tanah longsor juga perlu diketahui. Berikut ini ciri-ciri kawasan rawan bencana tanah longsor Umumnya tanah longsor terjadi di wilayah perbukitan dan lereng gunung dengan kemiringan 20 derajat. Lapisan tanah di bagian atas lereng tebal Lahan gundul tidak ada pepohonan, sehingga lereng terbuka Terdapat retakan tanah di atas lereng dan tebing Sistem saluran air yang buruk di daerah lereng Ada mata air atau rembesan di tebing, dan didahului oleh longsoran kecil Adanya bangunan di bagian atas tebing yang menyebabkan beban berlebihan. Jenis-jenis tanah longsor yang umum terjadi setidaknya 6, yakni Longsoran Translasi gerakan massa tanah dan batuan di tebing dengan bidang gelincir rata atau bergelombang landai. Longsorang Rotasi gerakan massa tanah dan batuan pada bidang gelincir cekung Pergerakan Blok longsoran translasi blok batu perpindahan batuan pada bidang gelincir rata atau lurus. Runtuhan batu batuan atau material yang bergerak ke bawah dengan jatuh bebas. Biasanya terjadi di lereng terjal, seperti yang ada di daerah pantai. Rayapan tanah jenis tanah longsor yang lamban bergerak dan lama. Biasanya dapat diamati saat pohon atau rumah mulai miring atau retak perlahan ke arah bawah. Aliran bahan rombakan massa tanah bergerak didorong oleh air, sehingga kecepatan longsor tergantung pada volume air, tekanan air, dan seberapa miring lerengnya. Dapat diamati pada daerah aliran sungai di sekitar gunung merapi, saat berlangsung longsoran lahar dingin. Adapun cara mengurangi risiko tanah longsor ialah sebagai berikut Tidak membangun rumah atau vila di lereng gunung, sehingga beban tanah di wilayah tersebut bertambah. Tidak membuat sawah atau kolam di atas lereng karena air mudah meresap dan menimbulkan retakan di lereng. Tidak membuat rumah di daerah bawah tebing atau lereng, untuk menghindari korban jiwa saat sewaktu-waktu terjadi longsor. Tidak menebang pohon secara membabi buta di sekitar wilayah lereng, agar akar pepohonan dapat mengikat tanah dan mencegah longsor. Menanami daerah lereng gunung dan bukit yang gundul dengan pepohonan, agar tidak terjadi erosi tanah apabila hujan datang. Membuat terasering atau sistem tanah bertingkat jika harus menanam padi di lereng bukit. Terasering akan memperlambat aliran air dan tanah saat hujan. - Sosial Budaya Kontributor Cicik NovitaPenulis Cicik NovitaEditor Addi M IdhomPenyelaras Ibnu Azis
Caramembuat kolam agar tidak mudah bocor dan retak. Kolam bocor tidak hanya membuat taman tergenang, tetapi dapat mengganggu kehidupan ikan di dalam kolam. Anda bisa menggunakan adukan beton yang terbuat dari campuran 3 semen, 2 pasir, dan 1 kerikil untuk . Download · cara membuat kolam beton agar tidak bocor atau jebol. Lapisi dinding kolam

pinterest Indonesia memang rawan bencana, namun ada sejumlah solusi untuk menyiasati tanah miring longsor, kamu memang perlu mengantisipasi masalah. Situs berita pernah melansir data dari BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional. Dalam kurun waktu 1 Januari hingga 31 Oktober 2020, Indonesia telah dilanda bencana alam. Bayangkan kalau jumlah ini belum menghitung tiga bulan terakhir pada 2020, jumlahnya sudah pasti bertambah. Bencana ini terdiri dari gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gelombang pasang dan abrasi, serta lainnya. Tanah longsor berada di posisi ketiga dengan jumlah bencana mencapai 447 kejadian, di bawah banjir dan angin puting beliung. Jangan salah lo, bencana longsor sering terjadi di Indonesia, negara ini memang rawan longsor karena kontur tanah. Pada 18 November 2020, bencana longsor yang menelan 4 korban jiwa juga terjadi di Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sejumlah kejadian tanah longsor yang menelan korban jiwa dalam jumlah banyak terjadi Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada 2003 dengan 90 korban jiwa. Lantas kejadian serupa juga terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Barat 2014 dengan korban mencapai 100 orang meninggal. Situs properti akan membahas mengenai cara menyiasati tanah miring longsor, bagaimana agar tanah tidak longsor. Ada sejumlah cara mengatasi tanah miring dan cara menanggulangi tanah longsor yang bisa dilakukan. Hal ini bisa menyiasati kalau rumah berada di lereng bukit atau gunung atau berada di kaki bukit. memaparkan sejumlah cara ini bersumber dari berbagai situs berita dan juga situs terkait teknik sipil. Cara Menyiasati Tanah Miring Longsor 1. Membuat Tembok Beton Untuk mencegah terjadinya tanah miring longsor, salah satu caranya adalah membangun tembok beton yang menutup tebing dan lereng. Tembok dari beton atau semen bisa menahan tanah, namun memang harus dibuat semacam saluran air agar air bisa keluar dari tanah dan tidak tertahan. 2. Menanam Pohon di Lereng dan Tebing Cara alami untuk mengatasi tanah miring longsor adalah menanam pohon dengan akar tunggang yang besar, bisa menahan air dan juga tanah. Saat terjadi penggundulan hutan pada tebing atau lereng, nantinya memang bisa berakibat pada tanah longsor. 3. Tidak Memangkas Tebing Secara Tegak Lurus Kalau ingin membuat jalan, rumah, atau bangunan dekat tebing, sebaiknya tidak memangkas tebing secara tegak lurus. Kalau hal ini dilakukan, ada kemungkinan bagian bawah tidak mampu menyangga bagian atas sehingga terjadi tanah miring longsor. 4. Membuat Terasering Atau Sengkedan Pernah melihat sawah yang dibuat tersusun? Nah, inilah terasering atau sengkedan, keduanya memang sama. Terasering atau sengkedan adalah metode konservasi dengan membuat teras untuk mengurangi panjang lereng, peluang air terserap oleh tanah lebih besar. 5. Membuat Soil Nailing Teknik soil nailing adalah teknik memperkuat tanah untuk menjaga kestabilan galian tanah dengan memasukkan besi beton. Besi beton yang dipasang memiliki jarak yang dekat dengan massa tanah sehingga tanah menjadi lebih stabil. 6. Membuat Horizontal Drain Horizontal drain adalah teknik membuat lubang drainase dalam tanah untuk mengurangi tekanan air dalam tanah. Teknik ini juga akan meningkatkan kestabilan lereng atau tebing, air mengalir sehingga tidak terjadi tanah miring longsor. 7. Memasukkan Micropile Teknik micropile ini adalah teknik yang dipakai untuk menstabilkan lereng di semua jenis tanah dan batuan. Tiang beton berdiameter kecil dimasukkan ke dalam tanah, tiang bisa menahan tanah agar tidak terjadi tanah miring longsor. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyiasati tanah miring longsor, meski ada juga cara dengan membuat desain rumah di tanah menurun. Saat merancang rumah atau bangunan yang berada di kontur tanah miring memang berbeda dengan tanah yang datar. Situs properti selalu menghadirkan artikel dan tips menarik mengenai properti, desain, hukum, hingga gaya hidup. Saatnya kamu memilih dan mencari properti terbaik untuk tempat tinggal atau investasi properti seperti Jakarta Garden City.

MAKALAHTANAH LONGSOR. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun dari luar bumi (eksogen) dapat menimbulkan bahaya bahkan bencana bagi manusia. Bencana-bencana tersebut diantaranya merupakan tanah longsor. Tanah longsor merupakan satu peristiwa dikarenakan adanya gerakan tanah.

Memasuki musim hujan tahun ini, bencana tanah longsor telah melanda sejumlah tempat, mulai dari Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur. Selain memakan korban jiwa, infrastruktur seperti jalan dan jembatan, perkampungan, rumah beserta penghuninya terkena dampak tertimbun material longsor. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menunjukkan sepanjang 2018-sampai November-terjadi 268 kali bencana tanah longsor, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 848 kejadian. Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah kejadian bencana tanah longsor fluktuatif. Masalahnya, lebih dari 112,46 juta hektare atau hampir 60% luas dataran Indonesia adalah kawasan rentan longsor, perbukitan, dan pegunungan curam dengan topografi berombak dan bergelombang. Hitungan ini menurut data dari buku Tanah-Tanah Pertanian Indonesia 2004 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Indonesia. Kita memerlukan informasi tanah, geoteknik, dan geofisik untuk menentukan prakiraan lokasi dan waktu longsor ketika memasuki musim hujan guna mencegah kerusakan lebih parah dan jatuhnya korban. Apa penyebab longsor ? Longsor dapat dikategorikan sebagai salah satu bencana yang disebabkan oleh tanah. Pergerakan massa tanah dan batuan dari atas ke bawah menyebabkan longsor. Kejadian longsor dipengaruhi oleh landai atau curamnya lereng suatu kawasan, tebal atau tipisnya lapisan tanah di atas lapisan batuan penyusun bukit dan gunung, iklim curah hujan, suhu, salju, dan vegetasi. Adapun pemicu yang mempercepat terjadinya longsor antara lain guncangan akibat gempa, tambahan beban pada bagian atas lereng, pemotongan lereng bawah dan hujan deras. Curah hujan tinggi pemicu longsor Air merupakan faktor utama terjadinya longsor. Intensitas hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat akan memicu banjir dan longsor. Untuk mengantisipasi kejadian longsor, kita perlu mengetahui besar dan lamanya curah hujan yang menimpa suatu daerah. Satuan untuk menghitung jumlah curah hujan adalah milimeter mm; 1 mm CH berarti ada 1 liter air hujan yang turun pada areal dengan luas 1 meter persegi. Pada 2 dan 3 November 2018 sejumlah kecamatan di Kota Padang dilanda banjir bandang dan longsor. Ini disebabkan curah hujan yang mencapai 91 mm dan 187 mm dalam waktu lima jam, angka itu termasuk hujan dengan intensitas sangat lebat. Pengukuran di lima stasiun iklim di Kota Padang menunjukkan kisaran curah hujan pada 2 November mulai dari 47,4–91 mm dan 13,7–187 mm pada 3 November 2018. Data ini bersumber penuturan langsung dari Sugeng Nugroho, peneliti Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, kepada penulis. Jika dirata-ratakan, maka curah hujan yang turun sekitar 73 mm di Kota Padang. Dengan luas 695 kilometer persegi, maka telah turun air hujan sebanyak 50,75 juta meter kubik setara dengan air dalam kolam renang selama satu hari saja. Air yang turun sebanyak itu, tentu saja tidak akan tertampung oleh tanah dan sungai. Di tanah terjadilah aliran permukaan atau limpasan permukaan runoff. Sedangkan di sungai mengakibatkan meningkatnya debit air sungai secara signifikan. Batas kritis dari aliran permukaan ini adalah 50 meter kubik per detik pada satu daerah aliran sungai DAS. Jika batas ini terlampaui maka terjadilah banjir di dataran aluvial tanah yang terbentuk karena endapan dan longsor pada daerah perbukitan. Tanah dan vegetasi berperan penting menyerap air hujan yang turun. Air hujan masuk ke dalam tanah melalui pori-pori yang ada di tanah. Ini disebut infiltrasi. Setelah semua pori tanah terisi air, tanah akan jenuh air. Inilah awal terjadinya genangan di atas permukaan tanah. Saat tanah jenuh air, maka tanah menjadi lebih berat dan mencair sehingga mudah mengalir. Laju aliran permukaan semakin besar seiring pertambahan volume air hujan yang turun. Permukaan tanah yang ditutupi vegetasi akan mampu menahan dan menyerap air hujan lebih banyak karena terbentuk celah antara akar dan butiran tanah yang dapat menahan air hujan dibandingkan dengan permukaaan tanah tanpa vegetasi atau tanah yang dilapisi beton. Tumbukan air hujan pada tanah tanpa vegetasi akan lebih keras dan memecah agregat tanah sehingga mudah terjadinya aliran permukaan tanah. Sedangkan pada permukaan tanah yang dilapisi beton tak ada air hujan yang bisa masuk ke dalam tanah. Akan semakin rawan longsor jika mendirikan bangunan di puncak dan lereng bukit pada daerah dengan intensitas curah hujan tinggi. Bisakah longsor diprediksi? Peta Prediksi Gerakan Tanah Longsor per 8 Maret 2018 Pukul WIB. BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerbitkan peta prediksi longsor secara periodik yang bisa menjadi rujukan untuk melihat tingkat kerawanan suatu wilayah. Longsor biasanya terjadi pada kawasan perbukitan dan pegunungan dengan lerengnya yang curam sampai sangat curam bahkan tertoreh dengan kelerengan >15%. Topografi kawasan rentan longsor berombak sampai bergelombang lereng 8-15%, berbukit lereng 15-30% dan bergunung >30%. Wilayah dengan bentuk berbukit dan bergunung yang rentan longsor mencapai 47,7% di Pulau Jawa dan 35% di Sumatra. Kedua pulau ini memiliki tipe iklim basah dengan jumlah curah hujan tahunan antara 3000 sampai > 5000 mm. Secara teoretis jika faktor penyebab longsor sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik dapat dimodelkan secara matematis untuk prakiraan atau prediksi suatu kawasan rentan longsor atau tidak. Pengetahuan tentang sifat tanah dan geologi suatu kawasan akan menentukan mitigasi untuk menghadapi kejadian longsor di masa datang. Tanah dengan kedalaman yang tipis dan berada di atas batuan yang rapuh berbeda perilakunya dengan kawasan yang memiliki lapisan tanah yang dalam dan bebatuan yang kuat dan kekar ketika curah hujan turun dengan deras. Curah hujan sebagai faktor aktif penyebab longsor tentu tidak dapat dicegah untuk turun deras atau tidak di satu kawasan. Sebenarnya di luar negeri seperti di Amerika Serikat telah ada dipasang alat-alat untuk memonitor longsor. Alat ini dipasang di lokasi rawan longsor, dikendalikan secara nirkabel dan menggunakan satelit atau penginderaan jauh. Sensor longsor ini bekerja secara simultan untuk mendeteksi perubahan dan pergerakan tanah, volume air hujan, geoteknik bebatuan dan kelerengan. Indonesia belum memiliki alat sensor ini karena mahal US$ jika mendatangkan dari luar negeri dan tentu saja diperlukan dalam jumlah banyak. Sedangkan di Indonesia, ditengarai masih dalam proses penelitian. Setidaknya ada sejumlah inovasi alat deteksi longsor dari universitas dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Perubahan iklim pengaruhi longsor? Laporan sekumpulan peneliti perubahan iklim menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan suhu udara di daratan dan suhu air laut sebesar 0,850 derajat Celsius dari tahun 1880 ke 2012. Peningkatan suhu ini biasanya diiringi dengan ketidakteraturan jumlah curah hujan. Misalnya suatu daerah akan mengalami kekeringan atau peningkatan curah hujan yang ekstrem. Fenomena pemicu terjadinya longsor terutama akibat intensitas hujan yang tinggi dan frekuensi hujan deras yang terjadi. Perubahan iklim berdampak langsung dan tidak langsung terhadap lingkungan, ketersediaan air dan faktor perubahan penggunaan lahan akibat aktivitas manusia. Semuanya ini akan berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung terhadap bencana longsor, besar dan kerapnya terjadi longsor tersebut. Apakah kejadian longsor yang banyak di Indonesia disebabkan oleh perubahan iklim? Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC pada 2012 menyatakan bahwa perubahan curah hujan yang tinggi akan memungkinkan terjadinya longsor di beberapa daerah. Masih belum ada penelitian yang memastikan hubungan tersebut di Indonesia, tapi bisa kita jelaskan dengan sains. Alih fungsi hutan dan lahan akan mengubah siklus air. Perubahan fungsi lahan dan bertambah banyaknya bangunan akan mengurangi jumlah air yang meresap ke dalam tanah. Curah hujan yang lebih deras akan menghasilkan limpahan air menjadi lebih intens, dan memicu terjadinya longsor. Cara mencegah longsor Peranan manusia dalam penggunaan lahan akan lebih mempengaruhi terjadinya longsor. Walau ada teknik mekanis untuk memperkuat tanah di daerah longsor, infrastruktur tersebut tidak banyak di Indonesia. Kita dapat mencegah longsor dengan menanam pohon-pohon di daerah berlereng yang dapat memperkuat tanah. Kawasan lereng terjal sampai sangat terjal sebaiknya jangan dialihfungsikan sebagai lahan pertanian atau perumahan. Jika sudah terlanjur maka lahan itu sebaiknya dibuat teras bangku, budi daya lorong sesuai kontur tanah, atau dipagari dengan vegetasi yang bisa mengikat butiran tanah antara lain dengan tanaman bambu dan rumput vetiver.

Tindakanyang bisa dibiasakan sebelum Longsor antara lain: 1. Tidak menebang atau merusak hutan. 2. Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kuat seperti nimba, bambu, akar wangi, lamtoro, dsb, pada lereng –lereng yang gundul. 3.
- Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis. Seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Sejumlah daerah di Indonesia rawan akan bencana longsor. Longsor menyebabkan banyak kerugian, seperti korban jiwa, rusaknya infrastruktur, rusaknya lingkungan, dan hilangnya tempat tinggal. Baca juga Tahukah Kamu Seberapa Kuat Jaring Laba-Laba? Baca juga Favorit Banyak Orang, Ketahui Bagaimana Tempe Dibuat Lantas, apa yang harus dilakukan agar tak terjadi tanah longsor? Berikut beberapa saran agar tidak terjadi tanah longsor yang bisa dilakukan, yakni 1. Pemantauan dan pembatasan lahan rawan longsor Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pencegahan tanah longsor bisa dilakukan dengan pemantauan kondisi stabilitas tanah dan membatasi penggunaan tanah dengan stabilitas rendah. Longsor terjadi di tanah yang tidak stabil, sehingga pembatasan penggunaan lahan bisa mencegah terjadinya longsor. 2. Tidak mendirikan rumah di daerah rawan longsor Agar tidak terjadi tanah longsor, sebaiknya tidak mendirikan rumah, kolam, dan bangunan lainnya di daerah rawan longsor. Daerah rawan longsor, seperti di daerah lereng yang kecuramannya lebih dari 20 derajat, pada lereng berkelok, di bawah tebing, di tanah lempung, lembah, bantaran sungai, dan tanah yang gundul, curah hujan tinggi, dan rawan gempa bumi. Baca juga Kenali Hak dan Kewajiban Konsumen Baca juga Penyebab Tinta Cumi Berwarna Hitam dan Manfaatnya untuk Kehidupan Manusia Dikutip dari Geological Survey, daerah yang umumnya aman dari tanah longsor adalah daerah dengan batuan dasar yang keras dan tidak berseni yang belum bergerak di masa lalu belum pernah longsor, daerah yang sudut kemiringannya datar, dan sepanjang hidung punggung bukit, mundur dari puncak lereng. 3. Memperbaiki drainase air
Jalanalternatif tepatnya di tikungan belakang kolam buaya Entrop yang longsor akibat banjir pada Jumat (7/1) lalu, kini tengah diperbaiki. Untuk mencegah agar badan jalan aspal yang sudah mengambang ini tidak patah atau longsor, kini tebing jalan sedang dipasang bronjong. Oleh karena, itu kelancara pembangunan warga dilarang melintas di ruas jalan ini.

Membuat Kolam Tanah untuk Ikan Konsumsi Beberapa hari yang lalu cak semau komplemen sepetak tanah didekat markas Bibliotek Excellent Excellent Farm. Kontur tanahnya seperti tanah pandau, nyata empang kecil lepasan kolam iwak lele dan pohon pisang dan tanaman nangka di sekitarnya. Saya sudah lalu berlatih banyak berusul kesalahan musim-waktu sebelumnya. Karena exciting mau menciptakan menjadikan kolam ikan, saya mengisi kolam dibawah pondok dengan ratusan ekor ikan gurame. Sebagian ada nan semen kecil dan sebagian lagi bibit gurame yang agak besar. N domestik beberapa tahun, sebagian ki akbar ikan mati karena kolamnya tidak disiapkan dengan baik dan airnya tidak seia. Gagal dengan lauk gurame, saya menggantinya dengan lauk lele. kali ini bertelur karena lele lebih ulet, cuma airnya cepat kotor dan harus rutin memberi pakan. Kurang pas dilihat bakal tebat dibawah pondok yang niatnya bakal hiasan. Kesannya kolam ikan dibawah saung diisi dengan ikan patin dan gurame pula kerumahtanggaan jumlah yang bertambah sedikit. Bepergian patut baik sekadar kian untuk hobi, bukan untuk manuver komersil, Untuk propaganda komersil, saya mewujudkan kolam kapling. Letaknya didekat kebun rambutan. Butuh biaya sejumlah juta untuk menggali kapling dan menyiapkan kolam. berhari-periode diisi air, tak lama kemudian surut juga. Setelah beberapa lama, tingkat surutnya berkurang cuma tetap tidak stabil. Akhirnya empang itu dilapisi terpal mudah-mudahan air tidak surut, namun jadi menghilangkan maksud terdepan pembuatan bendungan lahan, yaitu kiranya suka-suka pakan alami terbit dasar dan dinding kolam. Kesalahan saya sederhana, ialah saya tidak membidas garis bentuk. Tanah kebun saya jadikan kolam ikan, tentu cuma airnya mudah surut karena memang posisinya lebih tinggi semenjak mana tahu dan tanahnya berupa tanah gersang yang menghisap air. Disisi tak, terserah tanah didekat kali nan kian invalid, malah saya uruk agar tingginya sama dengan tinggi tegal. Salah penerapan. Belajar mulai sejak hal diatas, saya mengepas mencari lahan yang basah, nan tanahnya memang becek atau lembab nama bahwa tanah tersebut sudah lalu jenuh air. Daripada diuruk, lebih baik tanahnya saya keduk dan jadikan balong lauk, karena tanah tersebut bisa menggudangkan dan menahan air. Sekaligus menunggu lahannya ada, saya membuat kolam terpal buntak dengan penampang 2 meter sebanyak 3 buah. 1 tebat diisi dengan ikan gurame+nila. Balong kedua diisi dengan ikan patin dan kolam keladak diisi dengan ikan bawal. Perlu penyesuaian dan penerimaan setakat kolam-kolam tersebut bisa memungkinkan bagi menghasilkan ikan konsumsi. Momen cak semau pelengkap petak yang memang sebelumnya pernah digunakan untuk kolam ikan lele, saya langsung info ke Qchen adik saya yang menangani Excellent Farm, mudahmudahan meluruskan bendungan tersebut serentak melebarkannya. Tantangan terbesar tanah tersebut adalah banjir. Jika air mulai sejak siapa disampingnya melembak, kolamnya banjir dan ikannya kabur melarikan diri. Saya harap Qchen untuk merapikan, memperdalam, berekspansi arah kanan kidal serampak melantangkan tanggul tebat. Karena kali ini diniatkan kerjakan kolam ikan konsumsi, saya mempersunting kolamnya sungguh-sungguh disiapkan. Saya belum adv pernah rencananya akan menempatkan ikan apa di kolam tersebut. saja rencananya saya mau memelihara gurame dan nila. Lahannya memang nisbi kecil, doang jikalau kerjakan beberapa puluh ekor ikan gurame mestinya masih memungkinkan, lebih lagi jika pemberian pakannya dilakukan semi intensif. Tujuan penting pembuatan kolam itu sebenarnya memanfaatkan lahan yang ada, daripada dibiarkan tergenang sonder cak semau lauk bahkan menjadi sarang nyamuk. Kalaupun belum sampai pada tahap menguntungkan secara ekonomis, paling kecil saat Zeze Vavai dan Vivian kesana bisa mancing dengan leluasa.

Jikadianalisis penyebab longsor, kita dapat mencegah terjadinya longsor dengan melakukan berbagai upaya seperti menjaga pohon-pohon tetap kokoh di lereng, tidak memanfaatkan lereng yang bisa memicu longsor seperti membangun rumah, kolam, atau sejenisnya, serta tidak memotong tebing secara tegak lurus, dan sebagainya. 3. Jalan Licin
Janganmembuka lahan persawahan dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman. Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal jika membangun pemukiman. Selain itu dikaji juga tentang perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannay supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban
makapenggalian tanah harus 10,7 meter x 4, 7 meter, jadi harus ada space untuk struktur bekisting pembesian dan pengecoran. Yang ke dua yaitu pemasangan batu bata untuk bekisting dinding luar kolam renang.. Kegunaan bekisting dinding luar kolam renang yaitu untuk menahan tanah ketika sudah di gali agar tidak longsor.
TangselMedia– Aksen jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Kota Padang dengan Provinsi Jambi terputus akibat tanah longsor di Panorama Dua Sutinjau Laut, Rabu malam sekitar 02.30 WIB. “Material longsor menutup badan jalan sepanjang 30 meter dengan ketinggian dua meter,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah 61Xkzt.
  • 13q3t64008.pages.dev/535
  • 13q3t64008.pages.dev/89
  • 13q3t64008.pages.dev/14
  • 13q3t64008.pages.dev/126
  • 13q3t64008.pages.dev/386
  • 13q3t64008.pages.dev/739
  • 13q3t64008.pages.dev/680
  • 13q3t64008.pages.dev/263
  • 13q3t64008.pages.dev/39
  • 13q3t64008.pages.dev/484
  • 13q3t64008.pages.dev/358
  • 13q3t64008.pages.dev/357
  • 13q3t64008.pages.dev/645
  • 13q3t64008.pages.dev/914
  • 13q3t64008.pages.dev/825
  • agar kolam tanah tidak longsor