Secaraintuitif manusia merumuskan kode etik pergaulan antarsesama dalam satu aturan emas yang sama untuk semua masa: perlakukan orang lain sebagaimana kau ingin diperlakukan. Yesus menyampaikan itu. Beberapa abad sebelumnya Konfusius, Budha, dan Hindu, melalui Mahabharata, juga menyampaikan pernyataan yang serupa.Pertanyaan Jawaban Pertanyaan poligami merupakan pertanyaan yang menarik di mana kebanyakan orang memandang poligami sebagai tindakan tidak bermoral, sementara Alkitab tidak secara jelas mengutuk hal itu. Contoh pertama dari poligami / bigami dalam Alkitab ditemukan pada tokoh Lamekh dalam Kejadian 419 “Lamekh mengambil istri dua orang.” Beberapa orang terkenal dalam Perjanjian Lama juga menjalankan praktik poligami. Abraham, Yakub, Daud, Salomo, dan yang lainnya semua mempunyai banyak istri. Dalam 2 Samuel 128, Allah, berbicara melalui nabi Natan, bahkan berfirman bahwa seandainya istri-istri dan gundik-gundik Daud dirasa belum cukup, Dia akan menambahkannya lagi kepada Daud. Salomo mempunyai 700 istri dan 300 gundik pada dasarnya istri dengan status yang lebih rendah, menurut 1 Raja-raja 113. Bagaimana kita menjelaskan contoh-contoh poligami dalam Perjanjian Lama ini? Ada tiga pertanyaan yang perlu dijawab 1 Mengapa Allah mengizinkan praktik poligami dalam Perjanjian Lama? 2 Bagaimana Allah memandang praktik poligami di jaman sekarang? 3 Mengapa berubah? 1 Mengapa Allah mengizinkan praktik poligami dalam Perjanjian Lama? Alkitab tidak secara spesifik menyatakan mengapa Allah mengizinkan poligami. Ketika kita berspekulasi tentang kebungkaman Allah, ada beberapa faktor kunci untuk dipertimbangkan. Pertama, selalu lebih banyak perempuan daripada laki-laki di dalam dunia. Statistik sekarang menunjukkan bahwa kira-kira 50,5 persen dari populasi dunia adalah perempuan, dengan laki-laki 49,5 persen. Dengan menganggap persentase yang sama terjadi pada zaman dahulu, dan dilipatgandakan dengan jutaan manusia, maka berarti akan ada puluhan ribu perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Kedua, peperangan pada zaman dahulu kala sangat kejam, dengan kematian yang luar biasa tinggi. Hal ini bahkan akan mengakibatkan perbedaan persentase yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki. Ketiga, dalam masyarakat patriarki hampir tidak mungkin bagi perempuan yang tidak menikah untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri. Para perempuan sering kali tidak berpendidikan dan tidak terlatih. Para perempuan bergantung kepada ayah, saudara laki-laki, dan suami mereka untuk menyediakan kebutuhan hidup dan perlindungan. Perempuan yang tidak menikah seringkali diperlakukan sebagai pelacur dan budak. Perbedaan yang berarti antara jumlah perempuan dan laki-laki menyebabkan banyak perempuan terseret dalam situasi yang tidak diinginkan. Jadi, tampaknya Allah mengizinkan poligami untuk melindungi dan mencukupi para perempuan yang, jika tidak, tidak dapat menemukan suami. Seorang laki-laki akan mengambil beberapa istri dan berfungsi sebagai pemberi nafkah dan pelindung bagi mereka. Walaupun tidak ideal hidup dalam rumah tangga poligami, tentu jauh lebih baik daripada jatuh kepada opsi lain seperti pelacuran, perbudakan, atau kelaparan. Sebagai tambahan kepada faktor perlindungan/pemberian nafkah, poligami memungkinkan berkembangnya umat manusia secara lebih cepat, untuk menggenapi perintah Allah untuk “beranakcuculah dan bertambah banyak; sehingga tak terbilang jumlahmu di bumi” Kejadian 97. Laki-laki mampu menghamili beberapa perempuan dalam kurun waktu yang sama, menyebabkan umat manusia bertambah lebih cepat daripada jika seorang laki-laki hanya menghasilkan seorang anak setiap tahun. 2 Bagaimana Allah memandang poligami sekarang ini? Bahkan saat poligami diizinkan, Alkitab mengajukan monogami sebagai rencana yang paling sesuai dengan pernikahan yang ideal bagi Allah. Alkitab menyatakan bahwa maksud Allah yang semula itu menghendaki satu laki-laki menikah dengan satu perempuan saja “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya bukan isteri-isteri, sehingga keduanya menjadi satu daging bukan daging-daging” Kejadian 224. Walaupun Kejadian 224 lebih menggambarkan apa itu pernikahan, ketimbang berapa orang yang terlibat, penggunaan kata tunggal yang konsisten seharusnya diperhatikan. Dalam Ulangan 1714-20, Allah berkata bahwa raja-raja tidak seharusnya memperbanyak istri atau kuda atau emas. Walaupun ini tidak bisa ditafsirkan sebagai perintah bahwa raja-raja harus monogami, ayat ini bisa dimengerti sebagai pernyataan bahwa memiliki banyak istri menyebabkan masalah. Hal ini bisa dilihat dengan jelas dalam kehidupan Salomo 1 Raja-raja 113-4. Dalam Perjanjian Baru, 1 Timotius 32, 12 dan Titus 16 menyatakan “suami dari satu istri” sebagai satu paramater untuk kepemimpinan rohani. Ada beberapa perdebatan sehubungan dengan apa maksud parameter ini secara spesifik. Karena susunan kata itu juga bisa diterjemahkan secara harafiah “laki-laki satu perempuan.” Apakah frasa ini secara khusus merujuk kepada poligami atau tidak, tidak masuk akal bagi seorang penganut poligami bisa dianggap sebagai “laki-laki satu perempuan.” Walaupun parameter ini secara spesifik diperuntukkan bagi posisi kepemimpinan rohani, parameter ini seharusnya bisa diterapkan bagi semua orang Kristen. Bukankah seharusnya semua orang Kristen menjadi “yang tak bercacat…dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang” 1 Timotius 32-4? Jika kita dipanggil untuk menjadi kudus 1 Petrus 116, dan jika standar-standar ini adalah kudus untuk para penatua dan diaken, maka standar-standar ini juga kudus untuk semua orang Kristen. Efesus 522-33 berbicara tentang hubungan antara suami dan isteri. Ketika merujuk kepada seorang suami bentuk tunggal, ia selalu juga menunjuk kepada seorang isteri [bentuk tunggal]. “Karena suami adalah kepala isteri [bentuk tunggal] … Siapa yang mengasihi isterinya [bentuk tunggal], mengasihi dirinya sendiri. Sebab itu laki-laki [bentuk tunggal] akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya [bentuk tunggal], sehingga keduanya itu menjadi satu daging….bagi kamu masing-masing berlaku kasihilah isterimu [bentuk tunggal] seperti dirimu sendiri dan isteri [bentuk tunggal] hendaklah menghormati suaminya [bentuk tunggal].” Satu bagian yang hampir paralel mengenai ini ada di Kolose 318-19, yang merujuk kepada suami-suami dan isteri-isteri dalam bentuk jamak, Jelaslah bahwa Paulus menujukan tulisan ini kepada semua suami dan istri di antara orang-orang percaya di Kolose, bukan menyatakan bahwa seorang suami boleh mempunyai banyak isteri. Secara kontras, Efesus 522-33 menggambarkan secara spesifik hubungan perkawinan. Jika praktik poligami itu diizinkan, keseluruhan ilustrasi hubungan Kristus dengan tubuh-Nya jemaat dan hubungan suami isteri menjadi berantakan. 3 Mengapa berubah? Allah bukannya tidak mengizinkan sesuatu yang sebelumnya Dia izinkan, namun ini sebenarnya merupakan pemulihan pernikahan sesuai dengan rencana-Nya yang mula-mula. Kembali kepada masa Adam dan Hawa sekalipun, poligami bukanlah rencana semula Allah. Tampaknya, Allah mengizinkan poligami untuk mengatasi masalah, walau itu bukan solusi yang ideal. Dalam kebanyakan masyarakat modern, poligami sama sekali sudah tidak perlu. Dalam kebanyakan budaya hari ini, perempuan mampu mencari nafkah dan melindungi diri mereka sendiri—menghapuskan satu-satunya aspek “positif” dari poligami. Selanjutnya, kebanyakan bangsa modern memang menyatakan praktik poligami itu tidak sah. Menurut Roma 131-7, kita harus menaati hukum-hukum yang sudah ditetapkan pemerintah. Satu-satunya contoh Alkitab di mana kita tidak perlu menaati hukum pemerintah hanya ketika hukum itu bertentangan dengan perintah Allah Kisah Para Rasul 529. Karena Allah hanya mengizinkan praktik poligami dan tidak memerintahkannya, maka hukum yang melarang praktik poligami harus ditegakkan. Apakah ada contoh-contoh di mana izin poligami masih dapat diterapkan di jaman sekarang ini? Mungkin, tetapi tidak terbayang bahwa sama sekali tidak ada solusi yang lain. Karena aspek “satu daging” dari pernikahan, maka diperlukan adanya kesatuan dan kecocokan dalam pernikahan. Ditambah tidak adanya kebutuhan yang sejati untuk praktik poligami, maka dengan teguh kita percaya bahwa praktik poligami itu tidak menghormati Allah dan itu bukan rancangan-Nya untuk pernikahan. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Mengapa Allah mengizinkan poligami / bigami dalam Alkitab? Angkaberdasarkan data Vatikan menunjukkan jumlah pastor di dunia terhenti pada angka sekitar 400.000 sejak tahun 1970. Sementara pada periode yang sama, penduduk Katolik dunia naik dari 653,6
TRIBUNJAMBICOM, BEKASI - Kisah cinta terlarang berakhir pembunuhan tersebut berawal dari adanya seorang wanita bersuami selingkuh dengan dua pria beristri sekaligus.. Sebuah kisah cinta terlarang berujung pembunuhan terjadi di sebuah rumah toko di Desa Suka Sejati, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.. Sebuah kasus cinta segiHukum Selingkuh dalam Pandangan KristenIni Dosa Selingkuh Menurut Agama Kristen1. Tidak Masuk Kerajaan Allah2. Kehilangan Kemuliaan Allah3. Konsekuensi di Dunia4. Kehilangan Berkat5. Jauh dari AllahHukum Selingkuh dalam Pandangan – Dosa selingkuh menurut Kristen. Selingkuh merupakan perbuatan dosa yang tidak boleh dilakukan, khususnya pasangan suami istri yang sudah akibat atau dampak buruk dari selingkuh tidak hanya merugikan pasangan saja. Melainkan juga anak yang kehilangan salah satu atau kedua kasih sayang dari suami berselingkuh, sang istri sebaiknya memanjatkan doa Kristen untuk suami selingkuh, begitu juga sebaliknya. Sehingga Tuhan menyadarkan orang tersebut agar tidak lagi menduakan banyak dosa yang diakibatkan dari perselingkuhan, mungkin masih ada beberapa orang yang belum tahu sehingga dengan sengaja melanggarnya. Di bawah ini akan kami jelaskan secara Dosa Selingkuh Menurut Agama KristenLangsung saja, berikut pembahasan lengkap mengenai dosa selingkuh menurut agama Kristen. Anda dapat langsung menyimak ulasan lengkapnya pada pembahasan di bawah Tidak Masuk Kerajaan AllahTuhan tidak memberi kejelasan sjeauh mana keselamatan pribadi yang diterima manusia, sehingga setiap orang percaya Tuhan tentu akan diselamatkan. Tapi bukan berarti kita tidak akan luput dari hukuman Kristen memiliki tugas mengeerjakan keselamatannya. Sehingga dosa selingkuh menurut Kristen berarti tidak mengerjakan keselamatan yang sudah Allah berikan secara gratis. Hendaknya hal ini menjadi perenungan bagi kita Kehilangan Kemuliaan AllahAlkitab mengatakan barang siapa melakukan dosa maka dia akan kehilangan kemuliaan Allah. Kehidupan yang dijalani mereka tidak dekat dan bersekutu dengna Allah akan jauh dari gambar dari itu, jangan sampai kita berdosa termasuk melakukan perbuatan persleingkuhan. Karena membangun kembali dari awal bukanlah sebuah hal yang gampang Konsekuensi di DuniaUpah dosa juga memberikan konsekuensi di dunia, baik itu hamil di luar nikah, sangsi sosial, atau hukuman penjara. Sebaiknya usahakan hindari dosa selingkuh agar tidak menerima risiko dan hukuman Kehilangan BerkatSudah jelas orang yang tidak melaksanakan kehendak Allah tidak akan memperoleh berkat. Seperti yang sudah ditulis dalam Alkitab, bahwa bukan tangan Tuhan yang kurang panjang, melainkan dosa kita yang menghalangi, termasuk dosa Jauh dari AllahSemua orang yang berdosa akan jauh dari Allah. Maka sangat penting untuk berdoa agar hal ini bisa dilalui dan pribadi kita diubah untuk bertobat dan melakukan kehendak Allah. Maka kita akan selalu berada di dalam perlindungan KataMungkin cukup sekian dulu pembahasan dari kami mengenai dosa selingkuh menurut agama kristen. Jangan pernah berselingkuh karena dosanya begitu besar dan merugikan kita Orang Fasik Menurut KristenAyat Alkitab Tentang Menghormati Orang TuaRenungan Rohani Kristen Tentang Selingkuh
AktrisKristen Stewart diterpa kabar perselingkuhan. Kristen selingkuh dari Robert Pattinson dan memiliki hubungan cinta dengan seorang pria beristri.
Lori Official Writer “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” 1 Korintus 12 27 Di Alkitab disebutkan bahwa gereja adalah kumpulan orang-orang percaya di dalam Yesus. Dengan kata lain, gereja tidak bicara tentang struktur bangunan, tapi gereja adalah sekelompok orang yang percaya kepada satu Tuhan, yaitu Yesus Kristus. Gereja juga adalah perkumpulan orang-orang yang mengikuti keyakinan dan pengajaran yang berasal dari satu sumber yang sama yaitu firman Tuhan. Lalu, apakah seorang Kristen bisa bertumbuh tanpa memiliki gereja yang tetap secara fisik? Bisakah seorang Kristen menjalani keyakinannya tanpa harus masuk dalam sebuah persekutuan? Baca Juga 8 Alasan Kenapa Kita Perlu Tergabung Dalam Komunitas Orang Percaya 1/2 Peran Gereja dan Persekutuan bagi Pertumbuhan Iman Sebelum menjawab dua pertanyaan ini, mari belajar soal pentingnya persekutuan orang percaya. Dalam Kisah Para Rasul 2 42, dituliskan tentang kehidupan gereja mula-mula yang bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka juga selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Persekutuan yang dituliskan dalam nats ini menggambarkan gereja yang sehat. Di sana mereka bergabung dalam persekutuan dan saling terhubung satu sama lain. Berdasarkan cara hidup gereja mula-mula, persekutuan atau pertemuan yang dilakukan oleh orang percaya di jaman itu pun diisi dengan pengajaran firman Tuhan. Firman yang dibagikan di sana menjadi dasar bagi mereka untuk saling mengasihi dalam kasih persaudaraan. Peristiwa memecah-mecahkan roti dalam perjamuan kudus Yesus dan murid-murid-Nya serta membangun doa menjadi bagian yang dilakukan dalam persekutuan. Itulah gereja yang sesungguhnya. Sayangnya, banyak gereja yang menghilangkan tradisi ini dan menyebabkan kasih persaudaraan dalam gereja pun menjadi terasa hambar. Akibatnya, banyak jemaat gereja yang mulai tawar hati dan memutuskan undur dari gereja. Baca Juga Kenapa Orang Kristen Lebih Bertumbuh Dalam Komunitas Rohani? Gereja Sebagai Tubuh Kristus Kita sebagai orang percaya sering lupa bahwa gereja itu sendiri adalah kita. Kita adaah tubuh Kristus. Kita adalah umat Allah, anak-anak Allah dan yang telah ditebus. Kita adalah milik Yesus, yang didiami oleh Roh Kudus yang sama di dalam kita dan Bapa Surgawi mengasihi kita tanpa batas. Saat kita melupakan hal ini, saat itulah gereja mulai menjalankan perannya dengan keliru. Banyak pemimpin gereja yang kemudian akan merasa jadi pemimpin bagi anggotanya. Merekapun mulai bergumam satu sama lain. Kita semua lupa bahwa kita sudah menerima anugerah dari Tuhan. Kita juga lupa bahwa kita harusnya mengasihi semua orang yang ada di gereja, baik dari segi status sosialnya, pendidikannya maupun karirnya. Saat gereja tak hadir sebagai tempat membangun kasih persaudaraan, apakah kita kemudian harus undur diri dan memutuskan untuk berjalan sendiri tanpa gereja? Tentu saja tidak! Bahkan jika kita harus meninggalkan gereja, kita harusnya tetap terlibat dalam persekutuan-persekutuan orang percaya yang benar-benar mengasihi Tuhan dan menjalankan firman-Nya dengan tekun. Baca Juga Persekutuan dengan Allah Jawaban dari pertanyaan di atas adalah bahwa orang-orang percaya tetap membutuhkan gereja. Karena kita adalah gereja, baiklah kita membangun persekutuan satu sama lain. Kalau memang gereja asal kita tak lagi menjalankan perannya sebagai tubuh Kristus, maka kita perlu mencari komunitas atau persekutuan lain yang benar. Karena kita akan membutuhkan orang-orang percaya lainnya untuk jadi saudara dan juga sahabat berbagi dan belajar firman Tuhan. Sumber Disadur dari tulisan JB. Cachila, Halaman 1
gPsaajG.