Senjatayang digunakan dalam peperangan ini juga memiliki nilai-nilai yang disakralkan serta sarat akan kandungan nilai filosofis. Senjata terlihat sebagai alat untuk membunuh tetapi senjata tradisional Sumatera Utara ini memiliki nilai lebih. Berikut ini adalah ulasan dari senjata-senjata yang hebat itu. 1. Senjata Piso Halasan Sumber andalatourism Daftar, penjelasan dan gambar Rumah Adat Sumatera Selatan. Sumatera Selatan, sebuah provinsi yang dikenal akan destinasi wisatanya. Banyak pelancong berbondong-bondong datang dari berbagai daerah untuk bisa berlibur di sini. Beberapa tempat yang bisa dikunjungi adalah Sungai Musi, Kota Pagaralam, Pulau Kemaro, dan Jembatan Ampera. Selain itu, Anda juga dapat melakukan eduwisata dengan mengunjungi dan mempelajari ragam Rumah Adat Sumatera Selatan. Bukan hanya Rumah Limas, Sumatera Selatan ternyata memiliki tujuh rumah adat! Sampai saat ini pun, masyarakat masih terus memperlihatkan rasa bangga akan rumah adat tersebut sehingga banyak ditemui di berbagai titik Sumatera Selatan. Kira-kira apa saja? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya Rumah Adat Sumatera Selatan Suku Palembang Rumah Adat Sumsel terbagi akan dua suku, yakni Suku Palembang dan Pasemah. Sesuai namanya, Suku Palembang ini berlokasi di Kota Palembang. Dulunya, kota ini memang dikelilingi sungai dan rawa. Maka dari itu, gaya rumah adatnya berbentuk rumah panggung. Apa saja? Lihat Lengkap Proyek Perumahan Puri Bintaro Residence Rumah Limas Gambar Rumah Adat Sumatera Selatan Rumah Limas Sumber seringjalan Sebagaimana yang disebutkan di atas, Rumah Limas menjadi rumah adat yang paling terkenal di Sumatera Selatan. Limas adalah sebuah akronim dari “lima emas”. Masyarakat juga sering menyebutnya sebagai Rumah Bari yang bermakna rumah tua. Rumah Adat Limas Sumatera Selatan banyak ditemukan di Palembang dan Baturaja, untuk upacara adat atau pernikahan. Arsitektur Rumah Adat Limas Sumatera Selatan Rumah Limas berbentuk panggung, tetapi tidak terlalu tinggi. Tiang penyangganya hanya sepanjang sampai 2 meter dari permukaan tanah. Terdapat tangga undak kekijing untuk masuk ke dalam pintu rumah. Kekijing pada Rumah Limas biasanya berjumlah 2 sampai 4 buah. Pada bagian lain seperti lantai, material yang digunakan adalah kayu tembesu. Tiang menggunakan kayu unglen dan kerangka rumah menggunakan kayu seru. Luar atau dalam rumah, Anda juga akan melihat ornamen yang digunakan untuk menangkal petir. Ornamen ini disebut Ornamen Simbar. Tidak sembarangan, biasanya penghuni meletakkan jumlah simbar sesuai rukun islam, yakni lima buah. Cek Juga Proyek Properti Royal Cempaka Bagian Rumah Limas Ternyata Rumah Adat Limas Sumatera Selatan terbagi akan beberapa ruangan, berikut penjelasannya Ruang Utama Pagar Tenggalung Ruang ini tepatnya adalah beranda depan. Tidak memiliki dinding sehingga anggota keluarga atau tamu dapat bersantai sambil merasakan angin yang berhembus. Pagar tenggalung ini dapat dinaiki dari sisi kanan atau kiri rumah. Sebelum naik, di bawah tangga terdapat gentong berisi air untuk Anda cuci kaki dan tangan. Ruang Kedua Jogan Ruangan ini berada di ruang tengah. Digunakan untuk para pria berkumpul. Ruang Ketiga Kekijing Ketiga Ruangan ini digunakan untuk tamu dalam upacara adat. Ruang Keempat Kekijing Keempat Ruangan ini memiliki lantai yang lebih tinggi dari kekijing ketiga. Fungsinya sama, untuk menerima tamu dalam upacara adat. Hanya saja, kekijing keempat digunakan untuk tamu yang lebih dekat seperti keluarga besar, orang yang dituakan dan datuk dapunto. Ruang Kelima Gegajah Gegajah adalah ruangan paling istimewa pada Rumah Limas. Luasnya pun paling besar jika dibandingkan dengan ruang lainnya. Ada ruang pangkeng, amben tetuo dan amben keluarga. Dalam upacara adat, biasanya digunakan untuk menerima tamu utama. Kalau untuk pernikahan, ruangan ini digunakan untuk pelaminan pengantin. Dapur Rumah Limas juga dilengkapi dapur. Uniknya, dapur ini terbagi tiga. Pertama digunakan untuk menyiapkan bahan-bahan. Bagian kedua untuk mengolah bahan menjadi masakan. Dan ruangan ketiga digunakan untuk mencuci peralatan masak. Cek Juga Rumah Dijual di Tebing Tinggi Termurah Rumah Rakit Gambar Rumah Adat Sumatera Selatan Rumah Rakit Sumber daerahkita Rumah adat dari Sumatera Selatan selanjutnya adalah Rumah Rakit. Uniknya, rumah ini terapung di atas sebuah rakit yang disusun dari balok dan potongan bambu. Bagaimana cara menjangkau rumah ini? Pada bagian depan rumah terdapat jembatan yang terhubung langsung ke daratan. Sementara kalau ingin berkunjung ke rumah yang ada di sebelahnya, biasanya menggunakan perahu. Arsitektur Rumah Rakit Sumatera Selatan Mengetahui Rumah Rakit terapung, apakah tidak tenggelam atau hanyut? Tenang, pada tiap sudut rumah dipasang tonggak yang diikat dengan tali rotan. Kemudian tonggak tersebut ditancapkan ke tebing sungai sehingga aman untuk dipijak. Atap rumah adat ini disebut sebagai Atap Kajang. Berbeda dari yang lain, atap ini hanya terdiri dari dua bidang saja. Pintunya pun juga hanya dua, yakni pintu yang menghadap tepi sungai dan tengah sungai. Nah sementara pada jendela, Rumah Rakit memiliki lebih dari dua jendela. Ditempatkan di kanan kiri rumah, serta di sebelah pintu sejajar. Lihat Juga 6 Rumah Adat Sumatera Utara & Gambarnya, Yuk Cek! Rumah Cara Gudang Gambar Rumah Adat Sumsel Rumah Cara Gudang Sumber berbol Rumah adat yang berasal dari Sumatera Selatan ketiga ada Rumah Cara Gudang. Nama Cara Gudang diambil karena bentuknya memanjang seperti gudang. Jika dibandingkan dengan Rumah Adat Sumatera Selatan lain, Rumah Gudang lebih diminati masyarakat lokal, terutama yang tinggal di dekat Sungai Musi. Hal tersebut dikarenakan rumah adat ini lebih mudah dirawat. Arsitektur Rumah Cara Gudang Sumatera Selatan Rumah Gudang Sumatera Selatan ini tidak jauh berbeda dengan Rumah Limas. Persamaan yang dapat dilihat adalah pada atap. Selain itu, bentuknya pun sama, menyerupai panggung dengan ketinggian sampai 2 meter juga. Tetapi perbedaan yang dapat dilihat adalah bahwa Rumah Cara Gudang tidak memiliki kekijing. Dari material yang digunakan untuk pembangunan, rumah ini menggunakan kayu berkualitas seperti kayu unglen, tembesu atau petanang. Mereka disusun dengan baik sehingga kokoh berdiri sampai waktu lama. Rumah Ulu Sumber 1001indonesia Sekarang ini, Rumah Ulu sudah semakin jarang ditemukan. Padahal, rumah ini tahan terhadap gempa. Jika Anda ingin menemukan Rumah Ulu, coba eksplor daerah Sungai Musi karena menjadi rumah adat khas masyarakat yang tinggal di sana. Arsitektur Rumah Ulu Sumatera Selatan Proses pembangunan Rumah Ulu memakan banyak waktu. Hal tersebut dikarenakan sebelum pembangunan, ada peraturan ulak-ulak yang harus dipatuhi dan disepakati bersama. Material Rumah Ulu adalah kayu berkualitas. Dan seperti yang disebut di atas, rumah ini memang tahan gempa karena kayu penopangnya adalah batang pohon unglen. Bagian Rumah Ulu Terdapat tiga bagian ruangan pada Rumah Ulu, berikut adalah penjelasannya Bagian Depan Seperti rumah pada umumnya, bagian depan adalah tempat untuk menjamu dan menerima tamu. Ada garang atau lintut yang digunakan keluarga untuk bersantai di sore hari. Bagian Tengah Bagian tengah Rumah Ulu digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Tetapi ruangan ini terbagi 3 bagian lagi. Pertama ada Haluan yang merupakan tempat tidur laki-laki. Kakudan yang merupakan tempat tidur perempuan. Dan Gedongan yang biasa digunakan untuk memberi wejangan antar anggota keluarga. Bagian Belakang Bagian belakangan adalah tempat untuk memasak. Selain itu, alat tani dan kebun juga diletakkan di sini. Rumah Adat Sumatera Selatan Suku Pasemah Berbeda dari Suku Palembang, Suku Pasemah tinggal di daerah pegunungan atau dapat dibilang lebih banyak daratannya. Terdapat tiga rumah adat Suku Pasemah. Berikut ini penjelasannya Rumah Kilapan Sumber mangabay Rumah Kilapan Sumatera Selatan adalah rumah adat tradisional yang tidak memiliki ukiran pada dinding. Atau lebih jelasnya, dinding rumah ini halus seperti rumah biasa. Tetapi jangan salah, proses penghalusan dinding dilakukan dengan alat khusus bernama ketam atau sugu. Bentuk rumah adat ini berbentuk panggung dengan tiang penyangga tiang duduk setinggi meter. Tiang-tiang tersebut tidak ditanamkan di tanah, melainkan didirikan dan diperkuat dengan baru-baru. Unik, kan? Pada ruangan, Rumah Kilapan terbagi atas dua ruang. Ruang pertama beralaskan tanah dan biasanya digunakan untuk memasak dengan tungku. Sementara ruang berikutnya digunakan untuk melakukan aktivitas hingga beristirahat. Uniknya, ruangan-ruang tersebut tidak memiliki sekat. Pun misal ada, sekat yang digunakan adalah dari alat dapur atau peralatan pertanian dan pertukangan. Tetapi karena zaman semakin modern, kini beberapa Rumah Kilapan sudah memiliki sekat dari kayu. Lihat Juga 7 Gambar & Keunikan Rumah Adat Sumatera Barat Rumah Tatahan Sumber celticstown Berbeda dengan Rumah Kilapan, Rumah Tatahan adalah Rumah Adat Sumsel yang memiliki ukiran. Proses pengukiran ini disebut tatahan, yang mana dilakukan oleh ahli dan memakan waktu cukup lama. Rumah Tatahan berbentuk rumah panggung, memiliki tiang penyangga setinggi meter. Kayu yang digunakan adalah tembesu atau kelat. Kayu ini sangat kuat hingga bisa menopang Rumah Tatahan berpuluh-puluh tahun. Kalau dari segi jumlah ruang dan fungsi, Rumah Tatahan memiliki jumlah dan fungsi yang sama dengan Ruang Kilapan. Rumah Kingking Sumber aminama Rumah adat dari Sumatera Selatan terakhir adalah Rumah Kingking. Rumah Kinging banyak digunakan Suku Pasemah. Sama seperti Rumah Kilapan, rumah ini menggunakan tiang duduk untuk penopangnya. Kalau dari bentuk, Rumah Kinging berbentuk bujung sangkar. Atapnya disebut Gelumpai, terbuat dari bambu yang dibelah dua. Jumlah ruangan Rumah Kinging sama seperti yang lain. Pertama untuk memasak dan kedua untuk aktivitas hingga istirahat. Baca Juga Penjelasan Rumah Adat Maluku Beserta Arsitektur dan Filosofinya Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS rumah tradisional sumatera. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di

Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera dengan ibukota yang terletak di Kota Palembang. Provinsi yang dulu terkenal sebagai pusat wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya ini memiliki berbagai daya tarik. Namun ada satu hal yang tidak boleh terlewat untuk diketahui dari provinsi yang bersebelahan dengan Kepulauan Bangka Belitung ini, yaitu rumah adatnya. Pengertian Rumah Adat Sumatera Selatan dan PenjelasannyaJenis-Jenis Rumah Adat Sumatera Selatan1. Rumah Limas2. Rumah Cara Gudang3. Rumah Rakit4. Rumah Tatahan5. Rumah Kilapan6. Rumah Padu Ampar7. Rumah Padu Kingking8. Rumah Ulu Ogan9. Rumah Ulu Komering Pengertian Rumah Adat Sumatera Selatan dan Penjelasannya Sumber Secara umum, terdapat dua etnik yang berada di Sumatera Selatan. Pertama, yaitu kelompok etnik Uluan yang bertempat tinggal di hulu Batanghari Sembilan. Kedua, yaitu kelompok etnik Iliran yang menempati bagian hilir Batanghari Sembilan, yang sekarang dikenal dengan Palembang. Kedua etnik ini terdiri dari berbagai macam suku dan tiap mereka memiliki keunikan masing-masing, termasuk dalam hal corak rumah tradisional. Dua arsitektur utama di Provinsi Sumatera Selatan adalah Rumah Uluan dan Rumah Iliran. 1. Rumah Uluan Sumber Rumah-rumah adat yang termasuk rumah Uluan memiliki ciri khas tersendiri dan biasanya terletak di dataran tinggi Sumatera Selatan. Secara umum, rumah-rumah uluran memiliki persamaan dalam hal bentuk bangunan yang berupa rumah panggung dan ditopang dengan tiang-tiang yang tinggi. Namun, masing-masing Rumah Uluan juga memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, seperti dalam hal susunan ruang, susunan tiang, bentuk atap, serta tangga. Rumah Uluan ini dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu Besemah Rumah adat jenis ini dapat ditemukan di Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, dan daerah sekitarnya. Pada umumnya rumah ini adalah rumah panggung yang berbentuk persegi, memiliki ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah, terdapat atap piabung, dan tiangnya tiang duduk diletakkan di atas batu. Rumah Besemah ini juga dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu Rumah Tatahan, Rumah Kilapan, Rumah Padu Kingking atau Padu Kingking, serta Rumah Padu Ampagh. Semende Rumah ini merupakan rumah adat Suku Semende, yang mempunyai bentuk bangunan hasil transformasi Rumah Besemah. Ruman adat yang masih dapat ditemui di Kabupaten Muara Enim ini memiliki ciri khas berupa sekat-sekat yang terletak di ruang induk dan lebih banyak terdapat jendela. Rumah ini juga disebut dengan Rumah Tunggu Tabang karena pemindahtanganan rumah ini hanya dapat dilakukan dengan proses Tunggu Tabang yang sesuai dengan sistem matrilineal. Ogan Rumah adat yang merupakan hasil transformasi Rumah Besemah ini merupakan rumah tradisional dari Suku Ogan yang tinggal di tepian Sungai Ogan. Rumah adat yang banyak ditemui di Ogan Komering Ulu ini memiliki ciri khas berupa penambahan tritisan yang ditopang oleh tiang-tiang, atap yang tidak melengkung, dan memiliki ketinggian lantai antar-ruangan yang sama. Kemering Rumah adat jenis ini terdapat dua macam. Pertama, yaitu Rumah Ulu Komering yang merupakan rumah tradisional Suku Komering. Ciri khusus rumah ini adalah memiliki atap pelana tanpa patahan, terdapat persilangan listplank pada kedua ujung atap, dan memiliki tiang yang ditanam ke tanah. Kedua, yaitu Rumah Lamban Tuha atau Lambanan Tuha yang merupakan rumah adat Suku Ranau. Keunikan rumah ini adalah berbentuk rumah panggung dengan atap tinggi yang berjenis pelana kuda dan berkemiringan 45 derajat. Selain itu, rumah ini juga memiliki ciri lain berupa lantai papan yang memanjang, memiliki sistem pondasi kalindang dan ari, serta memiliki tujuh ruangan berbeda. 2. Rumah Iliran Sumber Rumah-rumah adat yang masuk kategori rumah Iliran dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu rumah Limas dan Rumah Rakit. Rumah Limas merupakan rumah panggung yang dibangun di darat, dan biasanya diperuntukkan bagi para bangsawan. Sedangkan rumah Rakit merupakan rumah yang dibangun di atas permukaan sungai, dapat berpindah-pindah, serta biasanya ditinggali oleh masyarakat biasa. Rumah Ilirian dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Rumah Rakit, Rumah Limas, dan Rumah Gudang. Rumah Rakit identik dengan bangunannya yang berada di atas permukaan sungai. Rumah Limas banyak ditemui di Kota Palembang dan biasanya diperuntukkan bagi para bangsawan. Sedangkan Rumah Gudang merupakan rumah ada yang paling banyak dapat ditemui di Sumatera Selatan karena banyak menjadi pilihan tipe tempat tinggal oleh masyarakat biasa. Fungsi bagian bawah rumah ini juga mengalami perubahan, dari yang digunakan sebagai gudang dan kandang ternak, menjadi ruangan tempat tinggal. Jenis-Jenis Rumah Adat Sumatera Selatan Apa saja contoh rumah adat di daerah Sumatera Selatan? Lebih lengkapnya, berikut macam-macam rumah adat di Provinsi Sumatera Selatan beserta deskripsi, foto, gambar ilustrasi, dan penjelasannya. 1. Rumah Limas Sumber Nama limas sendiri berasal dari dua kata, yaitu lima dan emas. Rumah Limas ini mempunyai ciri khas berupa atap yang berbentuk limas, memiliki tiang penyangga dengan ketinggian 1,5–2 meter dari permukaan tanah, serta memiliki undakan atau kekijing yang jumlahnya antara dua hingga 4 buah anak tangga. Rumah adat ini juga identik dengan lantai bertingkat-tingkat atau bengkilas yang digunakan saat ada acara atau kepentingan keluarga, salah satunya hajatan. Luas rumah tradisional ini berkisar antara 400 hingga 1000 meter persegi. Selain itu, rumah ini dibangun menghadap dua mata angin, yaitu Timur dan Barat serta memiliki filosofi khusus. Bagian rumah yang menghadap Timur disebut dengan Matoari Edop atau matahari terbit, yang mengandung makna kehidupan yang baru. Sedangkan bagian rumah yang menghadap Barat disebut dengan Matoari Mati atau matahari terbenam, yang memiliki makna akhir kehidupan. Untuk bagian atas rumah dapat ditemukan ornamen simbar yang berbentuk melati dan tanduk. Melati merupakan simbol kerukunan dan keagungan. Simbar dua tanduk menyimbolkan adam dan hawa, tiga tanduk menyimbolkan matahari-bulan-bintang, empat tanduk menyimbolkan sahabat Nabi, dan lima tanduk menyimbolkan rukun Islam. Namun, selain sebagai hiasan dan simbol, simbar ini juga berfungsi untuk menangkal petir. Rumah adat ini dibangun dengan material kayu sebagai bahan utamanya. Untuk bagian lantai, dinding, dan pintu, biasanya jenis kayu yang digunakan adalah kayu tambesu. Sedangkan tiang penyangga biasanya kayu yang digunakan adalah jenis unglen yang dikenal tahan air dan tahan lama. Untuk bagian kerangka, rumah ini menggunakan jenis kayu seru, yang dalam kebudayaan masyarakat setempat kayu ini tidak boleh diinjak atau dilangkahi. Rumah Limas ini terdiri dari tiga bagian, yaitu depan, tengah, dan belakang dengan fungsi masing-masing. Bagian depan rumah ini biasanya ditemukan gentong berisi air untuk mencuci tangan. Bagian depan rumah yang juga disebut dengan garang ini biasanya juga digunakan sebagai tempat berkumpul keluarga. Untuk bagian tengah, rumah ini dapat ditemukan kekijing dengan setiap kekijing memiliki dua buah jendela yang masing-masing berada di sebelah kiri dan kanan. Sedangkan bagian belakang rumah biasanya digunakan untuk dapur. Dapur ini pun dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ruangan penyiapan bahan, pengolahan bahan, dan tempat membersihkan peralatan dapur. Khusus untuk kekinjing, bagian ini masih dapat terbagi dari beberapa ruangan dan pembagiannya diatur berdasarkan usia, jenis kelamin, pangkat, bakat, dan martabat. Selain itu, tingkatan kekinjing ini juga merefleksikan tingkatan garis keturunan asli Palembang, yang apabila diurutkan dari tingkat paling bawah yaitu Kiagus, Massagus atau Kemas, dan Raden. Berikut pembagian ruangan dan keterangannya Pagar Tenggulung Bagian ini berupa ruangan luas tanpa ada dinding pembatas. Ruangan ini biasanya digunakan untuk menerima tamu saat upacara adat. Hal yang menjadi keunikan tersendiri untuk ruangan ini adalah adanya lawang kipas yang apabila dibuka dapat menjadi langit-langit ruangan. Selain itu, mereka yang berada di dalam ruangan ini dapat melihat suasana luar ruangan, sedangkan, mereka yang ada di luar ruangan tidak dapat melihat ke dalam ruangan. Jogan Ruangan ini digunakan sebagai tempat berkumpulnya kaum laki-laki anggota keluarga pemilik rumah. Kekinjing Ketiga Ruangan ini diperuntukkan bagi tamu yang secara khusus diundang oleh pemilik rumah ketika sedang ada hajat. Secara struktur, ruangan ini memiliki sekat dan memiliki posisi yang lebih tinggi dari permukaan lainnya, serta bersifat privasi. Kekinjing Keempat Ruangan ini diperuntukkan bagi orang yang sangat dihormati dan juga memiliki ikatan darah dengan pemilik rumah. Seperti tamu undangan yang dituakan, Dapunto, hingga para Datuk. Gegajah Ruangan ini merupakan yang terluas di antara ruangan lainnya namun di saat yang sama juga memiliki sifat privasi yang tinggi. Hal ini karena ruangan ini diperuntukkan hanya untuk mereka yang berkedudukan sangat tinggi dalam keluarga maupun masyarakat. Bagian bawah ruangan ini juga dapat ditemukan amben atau tempat musyawarah yang berupa undakan lantai serta kamar pengantin apabila pemilik rumah mengadakan pernikahan. 2. Rumah Cara Gudang Sumber Nama rumah Cara Gudang ini berasal dari bentuk rumah yang memanjang menyerupai gudang. Rumah adat ini memiliki ciri berupa tiang penyangga setinggi 2 meter, memiliki atap berbentuk limas, dan tidak memiliki kekinjing. Rumah ini juga terbuat dari kayu, yang biasanya diambil dari jenis ungles, petanang, dan tambesu. Seperti halnya dengan rumah limas, rumah ini juga memiliki tiga bagian. Bagian depan berfungsi sebagai tempat berkumpul dan istirahat bagi anggota keluarga serta digunakan untuk acara kenduri. Bagian tengah berfungsi untuk menjamu tamu dan bagi tamu yang berusia tua dan/atau terhormat akan menempati sisi yang lebih dalam. Bagian belakang berfungsi sebagai kamar, dapur, dan ruang dalam. Kamar ini akan digunakan oleh kepala keluarga sebelum digantikan oleh anak perempuannya yang sudah dewasa. 3. Rumah Rakit Sumber Sesuai namanya, rumah ini dibangun di atas rakit dan terdiri dari material kayu dan bambu. Rumah ini juga memiliki dua bidang atap yang disebut kajang yang terbuat dari daun nipah kering, memiliki dua pintu yang masing-masing menghadap sungai dan tepi sungai, dua jendela di sisi kiri dan kanan, serta sebuah jembatan penghubung antara bangunan dengan daratan. Agar tidak terbawa arus, rumah tradisional ini diikatkan pada sebuah penambat atau serdang menggunakan tali rotan. Sedangkan untuk menjaga agar tetap terapung, rumah rakit ditopang dengan kumpulan batang bambu yang disebut dengan lanting. Biasanya, rumah adat ini ditemukan di Sungai Ogan, Musi, dan Komering. Beberapa manfaat dan kegunaan rumah Rumah Rakit saat ini selain tempat tinggal adalah sebagai gudang, tempat penginapan, dan tempat berdagang. Menariknya, terdapat kebiasaan unik yang biasa dilakukan oleh suku Palembang yang menghuni Rumah Rakit, yaitu mereka menggunakan perahu untuk saling berkunjung satu sama lain. Asal usul keberadaan rumah rakit sendiri dari dua faktor. Pertama yaitu faktor geografis Palembang yang memiliki banyak sungai, serta kehidupan dari hampir seluruh rakyat bergantung pada sungai, mulai dari sumber air hingga jalur transportasi. Pada suatu hari, masyarakat pedalaman Sumatera Selatan, Uluan, membawa dan menjual hasil bumi ke daerah Palembang melalui sungai menggunakan rakit. Namun, banyak dari mereka yang memilih untuk tidak pulang dan membawa hasil penjualan mereka. Akhirnya, mereka pun mengubah rakit menjadi rumah sebagai bentuk adaptasi kondisi geografis dan kondisi sosial saat itu. Kedua, semakin menjamurnya rumah rakit tidak lepas dari sejarah kekuasaan Kesultanan Palembang. Pihak kerajaan telah mengeluarkan kebijakan bagi para pendatang untuk menetap di rumah rakit agar mereka lebih mudah mengawasi dan membedakan antara warga asing dengan warga asli setempat. Selain itu, apabila mereka berbuat kriminal, maka pemerintah kerajaan akan langsung memotong tambat rumah rakit agar rumah hanyut terbawa arus sungai. 4. Rumah Tatahan Sumber Rumah Tatahan ini merupakan bagian dari tipe rumah baghi dengan ciri-ciri khusus berupa ukiran dan yang menghiasi beberapa sudut rumah. Pemilik dari rumah ini berasal dari Suku Pasemah yang tinggal di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Rumah berukuran 8 x 8 meter ini dibangun dengan kayu tambesu dan kelat yang memiliki kualitas baik dan tahan lama. Bangunan rumah adat ini memiliki dua bagian, yaitu depan dan tengah. Bagian depan berfungsi sebagai tempat untuk memasak. Sedangkan pada bagian belakang dipergunakan untuk aktivitas sehari-hari sang pemilik rumah. Pada malam hari bagian ini dijadikan sebagai tempat tidur bagi pemilik rumah dan menjadi tempat menjamu para tamu saat memiliki hajat. 5. Rumah Kilapan Sumber Sama halnya dengan Rumah Tatahan, Rumah Kilapan atau juga disebut Gilapan merupakan bagian dari tipe rumah baghi dengan ciri-ciri dinding yang polos. Rumah ini memiliki bentuk panggung dengan tinggi meter. Tiang penyangga rumah kilapan ini bernama lain tiang duduk yang diletakkan di atas batu, tidak ditanam ke dalam tanah. Berlaku pula untuk Rumah Tatahan, sendi-sendi atau setiap bagian rumah ini tidak disambungkan dengan paku, melainkan hanya diikat menggunakan rotan. Selain itu, ciri dari tumah tipe baghi ini juga terlihat dari tidak ditemukannya keberadaan sekat. Kalaupun ada, sekat atau sengkar ini digunakan untuk membatasi antara ruangan dengan alat dapur, peralatan pertanian, serta peralatan pertukangan. Dalam perkembangannya, beberapa rumah kilapan saat ini diberi pembatas ruangan untuk membuat kamar. 6. Rumah Padu Ampar Sumber Hampir seluruh bagian rumah tradisional ini terbuat dari bambu dan memiliki bentuk dasar rumah panggung. Rumah ini memiliki atap tinggi dari bambu, sedikit melengkung seperti pelana kuda dan berbentuk trapesium bernama piabung. Bangunan rumah ini dilengkapi dengan tangga yang juga terbuat dari bambu. Namun, bentuk dari bangunan rumah tradisional ini tidak berundak, sehingga nampak seperti tidak memiliki sengkar bawah maupun atas. 7. Rumah Padu Kingking Sumber Rumah Padu Kingking atau Padu Tingking ini adalah rumah tradisional Suku Pasemah. Bentuk bangunan rumah adat ini menyerupai bujur sangkar dan dibangun dengan bahan utama kayu dan bambu. Seperti halnya Rumah Padu Ampar, rumah adat ini memiliki atap piabung dan tiang penyangga bernama tiang duduk. 8. Rumah Ulu Ogan Sumber Rumah ini merupakan rumah adat dari Suku Ogan yang bermukim di daerah Kabupaten Ogan, Komering Ulu. Bangunan ini memiliki ciri khas berupa ada tambahan atap tritisan yang berada di bagian depan atau samping rumah. Atap tritisan ini ditopang oleh tiang dan penempatannya disesuaikan dengan kebutuhan pemilik rumah. Selain itu, atap utama bangunan tidak melengkung serta lantainya memiliki ketinggian yang sama antar-ruangnya. 9. Rumah Ulu Komering Sumber Rumah ini merupakan rumah asli Suku Komering yang bertempat tinggal di Ogan Komering Ulu Selatan dan Ogan Komering Ulu Timur. Bagian rumah yang menjadi ciri khas adalah atap dengan bentuk pelana namun tanpa ada lekukan. Di samping itu, rumah adat ini ditopang oleh tiang yang ditanam ke dalam tanah. Saat ini, Rumah Ulu Komering masih banyak dijumpai di daerah Minanga, Cempaka, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Demikian artikel tentang rumah adat di Sumatera Selatan ini. Dapat disimpulkan bahwa rumah adat dari provinsi yang terletak di bagian Selatan Pulau Sumatera ini sangat beragam, yang jenisnya bergantung dari bentuk fisik hingga asal sukunya. Semoga artikel ini dapat memberi manfaat serta mampu memperluas wawasan, khususnya tentang rumah adat, bagi para pembaca. Kamu juga bisa perluas wawasan tentang tarian tradisional khas sumatera selatan, seperti tari Tanggai hingga tari Gending Sriwijaya.

Rumahtradisional Sumatra Selatan: Limas: Pertanyaan TTS Terkait. sumatra barat sumatra timur sumatra utara korea selatan lintang selatan jakarta selatan. TTSpedia merupakan situs willa widiana Rumah Limas, Rumah Tradisional Sumatera Selatan Selain ditandai dengan atapnya yang berbentuk limas, rumah tradisional ini juga memiliki lantai bertingkat-tingkat yang disebut bengkilas. Biasanya, rumah limas hanya digunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan Dari kayu unglen Kebanyakan rumah tradisional Limas memiliki luas sekitar 400 sampai 1000 meter persegi atau lebih. Dinding, pintu, dan lantainya terbuat dari kayu tembesu, sedangkan tiang yang menopang rumah biasanya menggunakan kayu unglen yang kuat dan tanah air. Dalam kebudayaan masyarakat setempat, kayu unglen tidak boleh diinjak. Nah, hal itulah yang membuat kayu unglen tidak pernah dijadikan lantai/diletakkan di bawah. Setiap rumah, terutama dinding dan pintu diberi ukiran. Ukiran itulah yang membuat rumah ini erat dengan budaya Palembang. Pembagian ruangan Oiya, rumah limas biasanya terdiri dari lima ruangan yang disebut dengan kekijing. Kelima ruangan itu menjadi simbol bagi lima jenjang kehidupan bermasyarakat, seperti usia, jenis, bakat, pangkat, dan martabat. 1. Ruangan pertama pagar tenggalung berfungsi sebagai tempat menerima tamu saat ada acara adat. 2. Ruangan kedua jogan berfungsi sebagai tempat berkumpul khusus para pria. 3. Ruang ketiga kekijing ketiga berfungsi sebagai tempat menerima tamu undangan saat hajatan. Tamu yang diizinkan ke ruangan ini biasanya handai taulan yang sudah separuh baya. Oiya, ruangan ketiga ini biasanya diberi penyekat, sebagai pembatas. 4. Ruang keempat kekijing keempat biasanya digunakan oleh orang yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dan dihormati, misalnya orang yang lebih tua, dapunto, dan datuk. 5. Ruang kelima gegajah. Di ruangan ini ada tiga ruangan, yakni pangkeng, amben tetuo, dan danamben keluarga. Ruangan ini biasanya digunakan sebagai tempat pelaminan pengantin. Oiya, gegajah merupakan ruangan yang paling istimewa, jika dibandingkan dengan ruangan lainnya. Rumah baju kurung Rumah tradisional Limas pun juga sering dikenal dengan rumah baju kurung. Hal ini dikarenakan biasanya kebanyakan rumah Limas memiliki kolong, yaitu bagian bawah rumah berpagar, di mana fungsinya untuk menyimpan barang. Saat ini, rumah limas sudah mulai jarang dibangun, karena biaya pembuatannya lebih besar dibandingkan membangun rumah biasa. Tak hanya di Indonesia, khususnya Sumatera Selatan, rupanya rumah tradisional ini juga dapat ditemukan di Malaysia. Misalnya, daerah Johor, Selangor, dan Terengganu. Teks Willa/Desy, Foto Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Padarumah tradisional Sumatera Selatan rakit tidak memiliki banyak ruangan. Hanya terdapat 3 runagan yang berfungsi untuk menerima tamu, tempat istirahat, dan tempat
Ritual pembangunan rumah tradisional di Sumatera Selatan menjadi lambang betapa masyarakat sangat menjaga lingkungannya. Sakralnya warisan nenek moyang, membuat masyarakat mampu hidup damai dengan alam. Namun, karena pengaruh modernitas, warisan itu mulai ditinggalkan. Bencana pun menjadi konsekuensi yang harus diterima masyarakat saat ini. Aspek pelestarian lingkungan dalam ritual pembangunan rumah tradisional di Sumatera Selatan, antara lain pembangunan rumah harus menggunakan kayu dari pohon tua. Untuk itu, masyarakat dilarang menebang pohon muda atau yang sedang berkembang atau yang dipotong saat bulan purnama. Hal ini tercantum dalam Buku Sejarah dan Kebudayaan Palembang 1, Rumah Adat Limas Palembang. Selain memberikan kesempatan pohon muda untuk terus tumbuh, penggunaan kayu muda akan membuat konstruksi bangunan berantakan atau mudah rusak. Pasalnya, kayu demikian mudah diserang oleh hama bubuk atau rayap. Hal ini sejalan dengan ritual pembangunan rumah-rumah uluan. Pemerhati sejarah Sumsel, Yudhy Syarofie, menuturkan, dalam pembangunan rumah lamban ulu Ogan, kayu yang digunakan hanya berasal dari pohon-pohon tua. Pembangunan juga tidak bisa serampangan, tetapi perlu mendapatkan izin dari kepala marga pesirah. ”Ini bertujuan agar penebangan pohon tidak asal-asalan demi menjaga lingkungan,” ujarnya. Pembangunan rumah-rumah uluan memang untuk melanjutkan kelangsungan hidup masyarakat pendukungnya, tetapi memperhatikan pula aspek pengendalian lingkungan.
JawabanTTS. Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS rumah adat sumatera selatan . Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 123601 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d83184b9bf8b963 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Mengutipdari buku Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Utara (1997), Suku Batak Toba sebagian besar mendiami daerah Tapanuli Utara. Baca juga: Legenda Sampuraga Si Anak Durhaka dari Mandailing Natal Tipe khas rumah adat Batak Toba adalah bentuk atap yang melengkung, serta pada bagian depan terkadang dipasang tanduk kerbau. Saat berbicara tentang Sumatera Selatan, kamu pasti akan langsung teringat dengan Sungai Musi. Ada juga yang langsung terbayang-bayang dengan kelezatan pempek khas Palembangnya. Tapi untuk kamu yang punya hobi di bidang arsitektur, jangan lewatkan keunikan rumah adat Sumatera Selatan. Provinsi ini bahkan punya 7 jenis rumah adat dengan struktur bangunan yang berbeda. 7 Nama Rumah Adat Sumatera Selatan 1. Rumah Adat Limas Struktur tanah di Provinsi Sumatera Selatan yang mayoritas berjenis gambut dan rawa ternyata juga mempengaruhi bentuk rumah adatnya. Masyarakat zaman dulu ternyata sudah mengenal alam dan bisa menyesuaikan diri dengan baik. Kamu pun bisa melihat rumah adat Sumatera Selatan yang bentuknya panggung. Salah satunya adalah rumah adat Limas. Limas sebenarnya adalah bentuk atap dari rumah panggung ini. Limas berasal dari kata “lima” dan “emas”. Atap ini memang disebut limas karena memang terdiri dari 5 sudut. Faktanya, kamu juga bisa menemukan rumah limas ini di wilayah Jawa, tapi bangunannya tidak berbentuk rumah panggung seperti di Sumatera Selatan. Biasanya rumah Limas berdiri di atas tiang penyangga yang berukuran 1,5 – 2 meter. Tiangnya terbuat dari kayu berkualitas yang tahan air dan tanah yang asam. Rumah Limas biasanya terdiri dari 3 ruangan utama. Saat kamu masuk dari serambi, kamu bisa menjumpai ruangan utama, kemudian di bagian tengah terdapat ruangan kekijing yang disekat-sekat. Bagian belakang rumah ini biasa digunakan sebagai dapur. Uniknya, kamu akan menjumpai rumah Limas yang biasanya terdiri dari 2-5 kekijing. Konon hal ini sebagai penanda jenjang kehidupan sosial masyarakat, seperti umur, jenis kelamin, bakat, kedudukan, dan juga martabat. 2. Rumah Cara Gudang Rumah ini begitu unik karena bentuknya seperti rumah panggung semi modern. Kamu bisa menemukan perpaduan penggunaan kayu keras dan tembok bata. Kata “gudang” dalam rumah adat ini memang mengacu pada gudang yang sebenarnya. Rumah adat ini dari segi bentuk fisiknya memang menyerupai gudang yang memanjang ke belakang. Rumah Cara Gudang biasanya dibangun dengan kayu unglen, tembesu, atau petanang. Kayu-kayu ini hanya bisa kamu temukan di wilayah Pulau Sumatera. Rumah adat yang jauh lebih tradisional biasanya menggunakan 100% kayu untuk material bangunannya. Rumah adat Cara Gudang identik dengan bentuk atapnya yang menjulang ke atas di kedua sisi. Cara Gudang biasanya terdiri dari 3 ruangan, yaitu ruang depan, tengah,dan belakang. Rumah Cara Gudang biasanya harus ditopang dengan kayu atau tiang penyangga. Tingginya bahkan mencapai 2 meter. Untuk masuk ke bagian teras, biasanya tersedia 2 buah tangga . Letaknya tepat di bagian tengah rumah. 3. Rumah Rakit Kamu sudah tahu, kan kalau Provinsi Sumatera Selatan punya sungai yang sangat ikonik? Sungai Musi bukan hanya jadi landmark Kota Palembang, tapi juga jadi sendi kehidupan bagi masyarakatnya. Bahkan Sungai Musi sudah menjadi urat nadi transportasi dan kehidupan sejak zaman Sriwijaya hingga kini. Nah, peradaban yang terletak tepat di tepi Sungai Musi ternyata juga berpengaruh pada rumah adat yang dibangun masyarakatnya. Nama hunian mereka adalah Rumah Rakit. Seperti namanya, kamu bisa menjumpai bangunan yang terbuat dari kayu dan bambu dengan atap rumbia. Rumah ini kenyataannya benar-benar mengapung di atas air. Rumah Rakit hingga kini masih ada dan bisa kamu temukan di sekitar Jembatan Ampera. Bentuknya pun kini sudah bertransformasi jadi lebih modern. Rumah Rakit ini biasanya disambungkan dengan jembatan kayu ke arah darat. Gambar rumah ini juga banyak dipajang di situs pariwisata Sumatera Selatan. 4. Rumah Kilapan Kalau Kamu berkunjung ke wilayah pedesaan Sumatera Selatan, kamu bisa menemukan Suku Pasemah. Mereka hidup di daerah pegunungan dan dataran tinggi. Suku ini mempunyai rumah adat yang diberi nama Kilapan. Rumah ini cukup sederhana dan masih mengusung konsep panggung, bangunannya biasa berdiri di atas tiang setinggi 1,5 meter. Kamu bisa melihat dinding rumah Kilapan yang terbuat dari kayu. Dindingnya dibiarkan polos tanpa ada ukiran ataupun hiasan. Rumah Kilapan biasanya terdiri dari 2 ruangan yaitu ruang depan tamu dan ruang belakang. Rumah ini juga dilengkapi dengan teras dan tangga di bagian depannya. 5. Rumah Adat Sumatera Selatan Tatahan Suku Pasemah ternyata tidak hanya punya satu rumah adat. Ada 2 lagi rumah adat yang mereka miliki dan masih bertahan hingga kini. Salah satunya adalah rumah Tatahan. Kata “tatahan” berasal dari “tatah” yang artinya alat untuk memahat. Sama seperti namanya, rumah Tatahan memang memiliki banyak sekali hasil tatahan. Kamu juga bisa menyebutnya sebagai ukiran. Jadi, bisa dibilang rumah jenis ini tergolong lebih mewah dibandingkan rumah Kilapan. Rumah Tatahan biasa dimiliki oleh para petinggi desa. Bagaimana konstruksinya? Tatahan punya konstruksi ala rumah panggung. Bangunannya berdiri di atas beberapa tiang kayu setinggi1,5 meter. Rumah Tatahan terdiri dari 2 ruang, yaitu ruang depan dan tengah. Uniknya kalau kamu mau memasak dan berkegiatan, kamu justru harus melakukannya di ruang depan, bahkan ada spot tungku atau perapian di ruang depan ini. Nah, ruang tengah biasanya digunakan oleh masyarakat untuk bercengkrama dan tidur saat malam hari. 6. Rumah Adat Sumatera Selatan Kingking Suku Pasemah juga punya rumah adat yang lebih besar, namanya adalah rumah Kingking. Rumah ini begitu unik karena bentuknya seperti bujur sangkar. Konstruksinya masih berbentuk rumah panggung. Tapi tiang penyangganya sudah terbuat dari beton cor berbentuk prisma. Rumah Kingking juga punya keunikan dari bagian atapnya. Meskipun dibangun pada masa modern, tapi rumah Kingking tetap menggunakan material atap dari bambu yang dibelah dua. Atap ini biasa masyarakat sebut dengan gelumpai. Rumah Kelingking terdiri dari 2 bagian, yaitu depan dan tengah. Bagian depan biasa digunakan untuk kegiatan memasak. Sedangkan bagian tengahnya biasanya digunakan untuk istirahat. Kadang rumah Kelingking juga dilengkapi dengan hiasan payung-payungan unik. Hiasan ini berbentuk seperti tongkat dengan payung 3 tingkat di bagian atasnya. Uniknya, 3 tingkat payung ini punya warna yang berbeda. Umumnya sih, warna biru, merah, dan kuning. Hiasan ini banyak ditemukan di bagian depan rumah Kingking dan punya makna filosofis sendiri. 7. Rumah Ulu Rumah adat yang satu ini memang sudah jarang ditemukan di era sekarang. Tapi kamu masih bisa menemukan rumah guru di halaman belakang Museum Balaputradewa. Uniknya lagi, ternyata rumah Ulu yang ada di halaman museum ini asli dan sudah berusia 200 Rumah Ini dulunya diambil dari Desa Asam Kelat, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Seperti namanya, “ulu” berarti hulu. Nama rumah ini memang menggambarkan di mana rumah tersebut berasal yaitu dari daerah hulu Sungai Musi. 90% material rumah adat ini terbuat dari kayu. Konstruksinya berbentuk rumah panggung dengan penopang kayu besar. Uniknya lagi, kamu tidak boleh sembarangan membangun rumah ini. Rumah Ulu harus dibangun menghadap ke arah aliran air. Tujuannya agar bangunan bisa bertahan dari banjir bandang. Jika mau membangun Rumah Ulu yang baru, kamu harus membangunnya makin mendekati hilir sungai. Aturan ini juga menjadi penanda struktur umur di masyarakat tersebut, dari yang tua di bagian hulu hingga yang muda ke arah hilir. Nama rumah adat Sumatera Selatan memang unik-unik. Begitu juga dengan bentuk dan filosofinya yang juga unik. Kalau kamu sedang berkunjung ke sana, kira-kira kamu ingin melihat desain rumah adat yang mana saja? 1 Menginap di homestay Rumah Gadang. Lihat Foto. Homestay Rumah Gadang di Desa Wisata Kampuang Minang Nagari Sumpu di Tanah Datar, Sumatera Barat. (Dok. - Sumatera Selatan Sumsel merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera dengan ibukota di Palembang. Rumah Limas adalah nama rumah tradisional Provinsi Sumatera Selatan yang mempunyai atap seperti limas. Rumah Limas terdapat berbagai macam komponen, seperti kerangka, atap, dinding, lantai, pintu dan tiang dari buku Sumatera Selatan memasuki era pembangunan jangka panjang tahap kedua 1993, biasanya rumah limas didirikan di tepi sungai dengan menghadap ke barat yang disebut Matoari Edop atau berarti matahari terbit yang melambangkan kehidupan baru. Untuk yang menghadap ke timur disebut dengan Matoari Mati yang berarti matahari terbenam atau melambangkan akhir dari kehidupan. Baca juga Mengenal Rumah Kajang Lako, Rumah Adat JambiItu dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan sehari-hari pada rumah tangga seperti mencuci pakaian, atau perabot dapur. Rumah Limas memiliki ruangan bertingkat yang disebut Bengkilas berjenjang. Di mana hanya dipergunakan pada waktu tuan rumah mengadakan hajat kenduri atau pertemuan keluarga. Ketika tuan rumah menerima tamu biasa cukup di teras atu jenjang kedua. Keseluruhan bengkilas berjumlah lima, di mana mulai dari teras depan atau beranda sampai ke ruang tengah.
Perumahanini berlokasi di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang yang dikembangkan oleh PT Tri Pilar Sentosa. Tersedia sebanyak 113 unit rumah subsidi dengan tipe 36/78 dan tipe 36 seharga Rp 123 juta-150 juta. Bersambung : Cek di Sini, Pilihan Rumah Subsidi di Pulau Jawa Mulai Rp 123 Juta (II) Dapatkan update berita pilihan
PulauSumatera memiliki beragam rumah adat, mulai dari Rumoh Aceh, Rumah Balon, Rumah Gadang, Rumah Selaso Jatuh Kembar, Rumah Kajang Lako, Rumah Limas, ZpCQrJx.
  • 13q3t64008.pages.dev/783
  • 13q3t64008.pages.dev/818
  • 13q3t64008.pages.dev/635
  • 13q3t64008.pages.dev/760
  • 13q3t64008.pages.dev/391
  • 13q3t64008.pages.dev/860
  • 13q3t64008.pages.dev/782
  • 13q3t64008.pages.dev/188
  • 13q3t64008.pages.dev/246
  • 13q3t64008.pages.dev/197
  • 13q3t64008.pages.dev/304
  • 13q3t64008.pages.dev/657
  • 13q3t64008.pages.dev/727
  • 13q3t64008.pages.dev/253
  • 13q3t64008.pages.dev/633
  • rumah tradisional sumatera selatan tts